Sabtu, 27 Juni 2020

Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksional

1.   Kepemimpinan Transformasional ( Transformational Leadership)Model  kepemimpinan  transformasional  merupakan  model  yang  relatif  baru dalam studi-studi  kepemimpinan.  Model  ini  dianggap  sebagai  model  yang  terbaik dalam menjelaskan karakteristik pemimpin. Konsep kepemimpinan transformasional mengintegrasikan  ide-ide  yang  dikembangkan  dalam  pendekatan  watak,  gaya  dan kontingensi.  Burns  (1978)  merupakan  salah  satu  penggagas  yang  secara  eksplisitmendefinisikan  kepemimpinan  transformasional.  Menurutnya,  untuk  memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang model kepemimpinan transformasional, model ini perlu dipertentangkan dengan model kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan  transaksional  didasarkan  pada  otoritas  birokrasi  dan legitimasi  di  dalam  organisasi.  Pemimpin  transaksional  pada  hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para  bawahannya  untuk  mencapai  tujuan  organisasi.  Disamping  itu,  pemimpin transaksional  cenderung  memfokuskan  diri  pada  penyelesaian  tugas-tugas organisasi.  Untuk  memotivasi  agar  bawahan  melakukan  tanggungjawab  mereka, para  pemimpin  transaksional  sangat  mengandalkan  pada  sistem  pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya. Sebaliknya, Burns menyatakan bahwa model kepemimpinan transformasional pada  hakekatnya  menekankan  seorang  pemimpin  perlu  memotivasi  para bawahannya  untuk  melakukan  tanggungjawab  mereka  lebih  dari  yang  merekaharapkan.  Pemimpin  transformasional  harus  mampu  mendefinisikan, mengkomunikasikan  dan  mengartikulasikan  visi  organisasi,  dan  bawahan  harus menerima  dan  mengakui  kredibilitas  pemimpinnya.   Dengan  demikian  ciri -ciri  kepemimpinan  transformasional  terdiri dari:-          karismatik,-          inspirasional,-          stimulasi intelektual dan-          perhatian secara individual.

Urgensi Kepemimpinan Transformasional1.      Pertama,fokus kepemimpinan transformatif pertama-tama terarah pada kepentingan  bawahannya. Di sini animo utama dari pemimpin adalah perbaikan kondisi  bawahan.  Jadi ia membawa bawahankeluar dari kondisi keterpurukannya menuju kondisi yang lebih  baik.  Upaya  itu  diwujudkan  dengan  kebijakan-kebijakan  yang  memungkinkan perbaikan itu.2.      Kedua,  pemimpin  transformatif  berupaya  untuk  memberikan  perhatian  pada  nilai nilai  etis.  Artinya,  perhatian  pemimpin  transformatif  juga  terkait  dengan  perbaikan kualitas  moralitas  dan  motivasi  dari  bawahan yang  dipimpinnya.  Dengan  kata  lain, pemimpin  transformasional  menyuarakan  cita-cita  dan  nilai-nilai  moral  seperti kemerdekaan,  keadilan,  tanggung  jawab  sosial  lewat  empati.3.      Ketiga, pemimpin  transformatif  tidak  menggurui,  melainkan  mengaktifkan  para pengikut  untuk  melakukan  inovasi-inovasi  untuk  bangkit  dari  keterpurukannya4.      Keempat, kepemimpinan  transformatif  mengandung  muatan  stimulasi  intelektual. Dalam  sistem  seperti  ini  intensi  penguasa  adalah  meningkatkan  kesadaran pengikutnya  akan  masalah-masalah  konkret  dan  memandang  masalah  itu  dari perspektif yang baru. Jadi, ada semacam konsistensi.5.      Kelima,kepemimpinan transformatif menghidupkan dialog dalam strata sosial lewat komunikasi politik yang sehat. Dialog ini mengandaikan adanya keterbukaan dan visi yang jelas dari seorang pemimpin. 2. Kepemimpinan TransaksionalMenurut Burns (1978) pada kepemimpinan transaksional, hubungan antara pemimpin dengan bawahan didasarkan pada serangkaian aktivitas tawar menawar antar  keduanya.  Karakteristik  kepemimpinan  transaksional  adalah  contingent rewarddan management by-exception. Pada  contingent  reward dapat  berupa  penghargaan  dari  pimpinan  karena  tugas telah  dilaksanakan,  berupa  bonus  atau  bertambahnya  penghasilan  atau  fasilitas. Hal ini  dimaksudkan  untuk  memberi  penghargaan  maupun  pujian untuk bawahan terhadap  upaya-upayanya.  Selain  itu,  pemimpin  betransaksi  dengan  bawahan, dengan  memfokuskan pada aspek kesalahan  yang dilakukan  bawahan,  menunda keputusan  atau  menghindari  hal-hal  yang  kemungkinan  mempengaruhi  terjadinya kesalahan.Management  by-exception menekankan  fungsi  managemen  sebagai  kontrol.  Pimpinan  hanya  melihat  dan  mengevaluasi  apakah  terjadi  kesalahan  untuk diadakan koreksi, pimpinan memberikan intervensi pada bawahan apabila standar tidak  dipenuhi  oleh  bawahan.  Praktik  management  by-exception,  pimpinan mendelegasikan  tanggungjawab  kepada  bawahan  dan  menindaklanjuti  dengan memberikan  apakah  bawahan  dapat  berupa  pujian  untuk  membesarkan  hati bawahan dan juga dengan hadiah apabila laporan yang dibuat bawahan memenuhi standar.Menurut Bycio dkk. (1995) kepemimpinan  transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin  menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara  pemimpin  dengan  karyawan  yang  melibatkan  hubungan  pertukaran. Pertukaran  tersebut  didasarkan  pada  kesepakatan  mengenai  klasifikasi  sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.Bass mengemukakan bahwa hubungan pemimpin transaksional dengan karyawan tercermin dari tiga hal yakni:1)      Pemimpin mengetahui apa yang diinginkan karyawan dan menjelasakan apa yang akan mereka dapatkan apabila kerjanya sesuai dengan harapan;2)      Pemimpin menukar usaha-usaha yang dilakukan oleh karyawan dengan imbalan; dan3)      Pemimpin responsif terhadap kepentingan pribadi karyawan selama kepentingan tersebut sebanding dengan nilai pekerjaan yang telah dilakukan karyawan.Karakteristik kepemimpinan transaksional ditunjukkan dengan prilaku atasan sebagai berikut (Bass dalam Robbins – Judge, 2008) :1)      Imbalan  Kontingen  (Contingensi  Reward).  Pemimpin  melakukan kesepakatan  tentang  hal-hal  apa  saja  yang  dilakukan  oleh  bawahan dan  menjanjikan  imbalan  apa  yang  akan  diperoleh  bila  hal  tersebut dicapai.2)      Manajemen  dengan  pengecualian / eksepsi Aktif (Active Manajemen  By  exception).  Pada manajemen eksepsi aktif pemimpin memantau deviasi dari standar yang telah ditetapkan  dan  melakukan  tindakan  perbaikan, serta melakukan tindakan perbaikan.3)      Manajemen  dengan  pengecualian / eksepsi pasif (Pasive Manajemen  By  exception).  Pada manajemen eksepsi pasif pemimpin melakukan tindakan jika standar tidak tercapai.  x
x
x



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PETUAH

"Tidak lama kok. Yah, mungkin hanya beberapa hari saja setelah itu kamu bisa kembali melakukan lagi hal hal yang menjadi bagian dari hi...