Haii...
sambil senyum aku melambaikan tangan pada nya.
ahhh gadis kecil itu kini tumbuh dewasa dengan senyumnya yang
selalu ceria. hari ini tepatnya sepuluh tahun sejak aku melihatnya. tak banyak
yang berubah, kulitnya yang sedikit pucat, rambut kuning dan matanya yang
coklat menjadi cirinya sejak kanak-kanak dulu, karena itulah kami memanggilnya
Belanda. Iya dirinya persis anak Bule dari Belanda.
"Kakak lama tak bertemu" dia dengan manja menggandeng
tangan ku.
iya dek sudah lama, kamu sehat? tanya ku
"iya kak, beginilah. oh iya kak aku tambah imut kan?"
sambil tertawa dia menyenangkan dirinya sendiri.
"kamu ini tidak berubah yah, masih saja cerewet"
------------------------
Gadis kecil yang kini telah beranjak dewasa itu adalah
Senja. Mereka tetangga kami dulu, Ayahnya seorang pejabat pemerintahan di
daerah tempat tinggal ku. Tapi saat usianya sekitar sembilan tahun, ayahnya
pindah tugas dan mereka sekeluarga pindah ke luar kota. Di hari perpisahan
kami, orangtuanya membagikan parsel ke rumah - rumah sebagai tanda terimakasih
sekaligus perpisahan. Saat itu aku duduk di bangku SMP, usiaku 14 tahun. Kala
itu tiada perasaan berbeda. Aku belum mengerti arti berpisah. Kehidupan kami
berjalan seperti seperti sediakala. Saat ini aku tengah melanjutkan pendidikan
di bangku perkuliahan. Sepanjang perpisahan itu aku tak begitu mengingatnya
lagi.
Hingga suatu hari kampus mengadakan kegiatan Baksos di pantai,
disana kami membersihkan sampah bekas pengungjung yang berserakan. Dipenghujung
kegiatan kami tertahan oleh hujan deras yang memaksa kami berada disini hingga
sore menjelang malam.
Benar saja kata orang, penantian dengan kesabaran akan
menghadirkan kebahagian. Selepas hujan, matahari sore dengan sinarnya yang
merah redup kembali menghiasi langit dengan awannya yang gelap.
Ku lihat sekeliling ku, teman-teman mulai berbenah bersiap untuk
kembali ke kampus.
Ahh sudahlah, kutinggalkan pantai dengan segala kenangannya hari
ini.
***
Malam ini badan ku terasa lelah, mungkin efek mengangkat beban
sampah di pantai siang tadi. Ku rebahkan tubuh ku ke kasur lantai ku dikamar
kos kecil ini, rasanya ingin ku lupakan segalanya dan tidur saja hingga besok.
Ahh sialnya mata ku enggan untuk terpejam. Aku berfikir mungkin akan lebih
mudah jika aku tidur dalam kadaan kenyang.
Ditengah rasa lelah aku mencoba memasak mie instan dan sebutir
telur dengan harapan setelah melahapnya rasa kantuk segera datang.
Sementara kudiamkan makanan ku menunggi agak hangat, tiba-tiba aku
teringat sore tadi dipantai yang begitu indah. Aku begitu menikmati senja itu.
Hmmm senja yah..
Wahh rasa-rasanya ada kenangan tentang ini. Aku mengingat Senja,
Adik bermain ku dulu.
“Bagaimana Senja sekarang, dimana dia?” Gumam ku dalam hati
Ingatan ku kembali ke mie instan tadi, aduh harus segera ku habisi
ini sebelum mie nya tambah gendut.
***
Tentang Senja. Ingatan ku padahanya hanya sebatas malam itu saja,
aku kembali melupakannya. Hingga masa libur kampus telah tiba, aku memutuskan
segera kembali ke daerah. Memikirkan rumah saja sudah membuat ku kelaparan
membayangkan masakan mama yang khas itu.
Tidak jauh, hanya butuh sekitar 6 jam aku tiba dirumah dengan
selamat.
Disana kulihat sudah banyak anak kecil yang berkumpul diteras
rumah. Aduhh bocah-bocah itu pasti menunggu ku. Kenapa juga mama harus
memberitahu semua orang kalau aku akan pulng.
Kak oci, kak oci, tantee kak oci sudah datang.
Benar saja mereka memanggil mama ku. Pasti benar yang mereka
harapkan adalah oleh-oleh dari ku. Ampuunn dekk, aku belum kerja, aku kuliah.
Ucap ku sambil tepuk jidat.
Sampai dipintu rumah seperti biasa, tidak ada mama yang ku
rindukan menjemput ku. Dia sibuk menyiapkan makanan untuk ku.
“Ma, kali ini masak apa?” teriak ku didepan sambil merapikan
sepatu ku di rak.
“Ikan bakar dan sayur nangka”
Yahh ini menu andalan mama, keluarga ku tidak begitu suka dengan
ayam atau daging lainnya. Menu andalan tetap ikan, ehh tunggu kan ikan juga
daging. Hahaha terserahlah
---
Ku letakkan barang-barang ku dikamar, dan segera kedapur mengintip
masakan mama.
“enak dong ma” ucup ku sambil memijat bahu mama biar tambah
semangat.
“kan masakan mama memang enak, iya kan?” kata mama sembari
bergegas menyiapkan piring untuk ku.
Iyaa benar saja, rasa nya masih sama seperti pertama kali aku
mulai bisa mengingat rasa masakan, Enakkk.
Ditengah menyantap hidangan makan siang, mama tiba tiba cerita.
“kamu ingat ngak sama keluarganya Senja, tetangga kita dulu?
Beberapa hari yang lalu mereka berkunjung kesini. Wahh Senja sudah gede,
tingginya hampir kaya kamu. Mukanya makin bule sekarang” terang mama
“memang iya?, ada apa mereka tiba-tiba kesini?” tanya ku balik
“Bapaknya pindah tugas lagi, tapi sekarang di kabupaten kota. Lagi
ada kunjungan kecamatan jadi sekalian mampir kesini. Senja juga lagi cari
lokasi, katanya mau buka toko” sambung mama.
“ohh Senja sekarang jadi penjual yah mahh”
“ahh bukan, senja itu kuliah juga cuman kata mamanya dari SMP
dulu, Senja hidupnya mandiri. Mulai belajar menjual, sampai akhirnya buka toko
makanan tapi karna pindah dan tidak ada yang ngurus jadi tokonya dia jual, dan
rencana mau buka lagi disini, biar ibunya bisa ngurus.”
***
Wahh hebat yah Senja, usia segitu sudah bisa mandiri. Lahh Aku
yang posisinya cowok masih ngarep aja sama orangtua.
Sejak dengar cerita mama, aku tak berhenti memikirkan Senja.
Malam ini suasananya sejuk, aroma dedaunan dan sejuknya semilir
angin membuat ku terbayang banyak hal.
Kuraih handphone ku di atas meja, aku membuka akun facebook ku dan
memulai pencarian tentang Senja. Aduhh kacau, kenapa disana banyak sekali nama
Senja.
Dan parahnya lagi aku lupa nama lengkapnya senja.
Tak berhenti disini, aku tak kehilangan akal. Ku datangi mama dan
bapak yang sedang asyik menonton.
“bapak, ingat tidak nama bapaknya Senja siapa?” tanya ku pada
bapak
“Arlan achmad, mmang kenapa?” jawab mama
“tidak ma, hanya tiba-tiba ingat saja”
aku berlalu dan kembali kemar melancarkan aksi penasaran ku.
Aku mulai mengetik nama Senja Arlan Achmad, tapi yang muncul
justru nama aneh aneh.
Dalah hati bergumam masa iya jaman sekarang tidak ada anak kulihan
tapi tidak punya facebook.
Rasa penasaran ku terus berlanjut, aku hanya mengetik nama Arlan
achmad, disana ada beberapa orang yang muncul. Aku mulai membuka satu persatu
dengan teliti, di akun ketiga yang kubuka, disana kau melihat seorang
bapak-bapak dengan wajah berjenggot dengan seragam dinas. Yess aku ingat, ini
om bapaknya Senja. Aku mulai menambahkan pertemanan, dan membuka profil dengan
harapan disana ada fb nya Senja. Dari bawa hingga atas tak kutemukan satupun
akun atas nama Senja. Aku masih belum menyerah, aku kembali membuka galeri
fotonya dengan harapan yang sama disana tertera foto nya Senja. Oke fix, aku
menyerah disini tidak ada apa-apa.
***
Telah berlalu bebrapa hari, aku mendapat kabar dari teman kuliah
ku, jika kegiatan latsar untuk pecinta alam akan dimajukan. Aku bergabung
dengan pecinta alam sejak masuk kuliah dan saat ini posisi ku sebegai pengurus
senior tingkat atas.
“ma kayaknya besok saya akan kembali ke kampus yah” ucup ku pada
mama yang lagi sibuk membereskan pakaian
“lah, kenapa tiba-tiba, bukannya libunya masih sepekan lagi” tanya
mama
“iya ma, ada kegiatan pendidikan sebelum madaki” terangku pada
mama yang tidak pernah protes tentang hobi ku ini.
Keeseokan harinya aku pamit pada mama dan bapak, diluar sana telah
tersusun kardus kardus berisi bekal.
“hanya begini, mama sudah tidak bisa masak banyak. Kamu sih pulang
mendadak” mama selalu begini, setiap pergi aku dibekali makanan siap saji yang
tahan lama karna aku tidak bisa masak dan tidak terlalu suka jajan diluar.
Mobil penumpang telah menjemput ku, maklum aku tak diisinkan
pulang bawa motor sama mama ku. Kadang aku berfikir apa bagi mama, aku ini anak
perempuan. Hikkss
“aku Berangkat” sambil ku cium tangan mama dan bapak
“iya, telpon yah kalau sudah sampai” kata bapak menepuk pundakku
***
Tiba dikamar kos, ku luruskan kaki ku yang rasanya sudah mau patah
akibat terhimpit barang-barang dimobil. Tanpa sadar aku telah ketiduran, ku
lihat jam ternyata sudah asar. Aku bergegas mengambil wudhu dan siap- siap
sholat.
Selepas sholat aku kembali berbaring dan mengaktifkan data seluler
ku. beberapa saat kemudian bunyi bib terdengar. Ehh belum sempat ku buka aku
malah teringat pesan mama, ada bekal yang harus langsung masuk kulkas.
Ku tinggalkan handpone ku begitu saja dan segera merapikan bekal
dan barang bawaan ku.
Setelah semuanya rapi, tiba-tiba ponsel ku berbunyi, segera ku
raih. Ternyata mama yang menelpon.
“Assalamualikum, maaf ma tadi ketiduran pas sampai kamar, belum
sempat nelpon. Hehehe” ucup ku memuali percakapan
“ walaikumsalam, ih nih, dari tadi bapak mu khawatir tunggu
telpon. Bagaimana makanan mu, sudah disimpan dikulkas?”
“iya mah, ini baru aja selesai. Ehh ma nanti ku telpon lagi yah,
aku belum mandi nin. Nanti keburu magrib ”
“ohh iya nak, kamu baik-baik yah disitu”
---
Selepas mandi aku membuka kembali handphone ku nampaknya tadi ada
notifikasi yang masuk. Pas ku buka ternyata notifikasi fb. Perteman anda telah
diterima ini dari Arlan Achmad. Ku kerutkan dahi ku, tak tau apa yang harus ku
lakukan.
“Assaamualaikum, trimakasih om sudah di konfirmasi pertemannya?”
sapa ku di pesan facebook.
Tak menunggu lama, om Arlan langsung membalasnya
“Walaikumsalam, iya salam kenal”
Yahh balasannya hanya begitu saja tanpa basa basi.
“iya, om apa kabar. Ini saya anaknya mama oci, tetangga nya om
dulu di kampung Beringin”. Aku mencoba mengakrabkan diri
“wahh kamu yah nak, dah gede kamu sekarang”
“iya om, kemarin mama cerita kalau om balik tugas lagi kedaerah
heheeh”
“ohh nak oci di rumah yah, kemarin pas kesana kamu nya ngak ada.
Kamu main mainlah kerumah”
Om bapaknya Senja ngak berubah, masih seperti dulu yang selalu
ramah kepada siapa pun.
“Lain kali om, ini aku sudah balik lagi ke kampus. Ohh iyah om,
Dek Senja Apa kabar?” rasanya badan ku panas. Kenapa juga harus bertanya begitu
“Alhamdulillah nak Senja sehat, masih ingat saja kamu sama anaknya
om. Hahaha”
Syukurlah kirain aku bakal di blokir ini gara-gara nanyain anak
sematawayang nya om Arlan.
“iyaa om, mama banyak cerita kemarin tentang Senja. Maaf om, boleh
tau tidak senja kuliahnya dimana?” sepertinya aku mulai lancang dan rasanya
ingin ku tampar wajah ku sendiri.
“ Di Akademi Pendidikan Ekonomi, dia ngambil jurusan manajemen
bisnis. Kalau nak Oci dimana kuliahnya?” sambung Om Arlan
“Wah Senja Hebat om, pantas kemarin mama cerita kalau senja jago
bisnis. Kalau aku di Sekolah Tinggi Informatika.”
“ehh udah Adzan. Magriban dulu nak Oci”
Sedikit kecewa percakapan ini berakhir. Aku sengaja belum balas
biar nanti habis magrib bisa lanjut lagi. Benarkan aku mulai kehilangan akal.
Setelah magrib aku mencoba membalsnya lagi.
“Alhamdulillah sudah om” ketik ku dengan cepat. Berharap segera
dibalas
Setelah menunggu berjam-jam pesan ku belum dibalas juga. Aku masih
penasaran tentang senja. Sambil menunggu balasan dari Om Arlan aku kembali berselancar
di fb mencari nama Senja dengan petunjuk akademi pendidikan ekonomi. Tapi
sayang dari petunjuk yang ada masih juga susah menemukannya.
Setelah menunggu semalaman, selepas subuh ada pesan masuk.
“Alhamdulillah” balasan dari om Arlan
Mumpung hari minggu, aku jadikan ini kesempatan baik untuk mencari
informasi tentang Senja.
“maaf, Om boleh tidak minta kontaknya Senja. Siapa tau nanti bisa
ketemu pas kuliah. Kebetulan kampus aku tidak terlalu jauh dari kampusnya” OMG
kenapa aku gugup begini, ku acak-acak rambutku menyadarkan diri ku yang mulai
aneh sejak dengar cerita mama tentang Senja.
“ohh iya nanti om kasi tau yah” jawabnya singkat
***
Nantinya om Arlan kapan yah, ini sudah berapa hari tapi ngak
dikasi juga kontaknya. Sejenak aku mualai melupakan tentang Senja dan kembali
kerutinitas perkuliahan dan organisasi ku dikampus.
Karna terlalu sibuk mengejar target untuk selesai tahun ini, dan
masih harus bergabung dengan organisasi kini aku tidak pernah lagi membuka
facebook. Maklum sebenarnya aku sudah melewati masa kuliah ku, harusnya sudah
selesai tahun kamrin tapi yah fokus ku terbagi ke hobi ku nongkrong dan naik
gunung.
Bulan terus belalu, akhirnya aku sampai dititik ini. Aku telah
menyelesaikan tugas akhir ku.
Rasanya beban ku telah berakhir, aku kembali bersantai. Malam ini
ku iseng lagi membuka fb. Ada notif tambahan pertemanan. Namanya (LANGIT SORE)
Heh siapa langit sore sambi senyu geli dengan nama akun itu.
Setelah ku konfir, beberapa saat kemudian ada pesan.
“hei kak oci”
Aduhh siapa ini ko kenal aku.
“hei juga” jawab ku singkat
“kak, ini Senja”
Apaaaa? Senja? Aku benar-benar buntu, kenapa sih tidak kefikiran.
Pantas saja selama ini bolak balok nama Senja tidak ketemu juga di fb ternyata
namanya begitu.
“heh, Senja Ankanya Om Arlan kan? Teman kecil ku dulu?”
“hehehe nanya nya satu satu dong kak. Iya itu aku. Kemarin bapak
bilang kalau kk oci minta kontak jadi aku chatnya disini saja. Udah dari berapa
bulan yang lalu kan aku add Cuma kak oci ngak aktif aktif”
“iya nih, baru aktif lagi. Kemaren agak sibuk sama tugas akhir
jadi yahh gak sempat” terang ku lagi
sambil senyum senyum sendiri.
“ohh gitu yah, entar kak yah. Aku ada kerjaan dulu mau ku
selesaikan”
Chat terakhir dengannya di bulan April ini.
***
Kesibukan ku dikampus saat ini benar-benar telah berakhir. Seluruh
persiapan wisudah telah kubereskan hari ini. Sisa menunggu saja hari nya.
Mungkin karna sudah jarang masuk kampus, hanya sekali kali saja
nongkrong di sekret pecinta alam jadinya aku merasa jenuh dan ingin mencoba
dunia luar. Ku coba mencari pekerjaan sambil menunggu waktu wisuda tapi
ternyata tidak semudah yang ku bayangkan. Aku salah besar, niali ku yang cukup
bagus tidak menjamin perkerjaan yang ku harapkan.
Coba ku hubungi teman ku satu satu, menanyakan lowongan ditempat
mereka. Tapi sepertiya belum ada yang bisa membantu. Sebenarnya bisa saja ku
hubungi bapak ku untuk menanyakan pada teman-temannya tapi aku memilih berusaha
sendiri saja dulu, tohh kan belum juga wisuda. Ini hanya sekedar mengisi waktu
luang.
Di cafe depan kost ku tinggal sejenak ku bersantai menikmati kopi
panas dan donat kentang yang lembut. Tidak sengaja disana bertemu dengan kawan
lama di SMA dulu. Lama bercerita dia menawariku pekerjaan sebagai admin di
salah satu perusahaan keluarganya. Tanpa mikir aku mengiyakannya.
Keesokan harinya, aku mendatangi kantor yang disebutkannya
kemarin. Membawa lamaran dan melakukan wawancara singkat. Setelah melewati
serangkaian kegiatan ibu HRD itu menyetakan saya lulus dan bisa bekerja mulai
besok. Dalam hati aku berfikir, mungkin karna ini perusahan keluarga teman ku,
jadi dengan mudah aku lulus.
Sapai di kost, aku mengabari mama dan bapak ku jika besok aku mulai
kerja. Mereka senang dibalik telepon
terdengar suara mereka yang bangga.
***
Hari wisuda ku telah tiba, mama dan bapak mendampingi ku. ada
kebahagian yang lebih dihari ini. Rasa syukur atas nikmat Allah yang begitu
besar hingga bisa sampai pada tahap ini.
Setelah ku buka hp ku melihat foto-foto wisuda tadi, led hijau
handphone ku menyala. Saat ku periksa tenyata ada pesan dari Senja
“selamat kak Oci atas wisudahnya, semoga gelarnya berkah”
Aku bingung, kok tau aku wisuda hari ini. Kan belum ku kabari.
“Trimkasih dek Senja, btw kok tau?” tanya ku penasaran.
“itu ada yang ngetag foto wisuda kak oci”
Hmmm ini pasti kerjaannya mama, belakangan ini mama lebih aktif di
sosmed daripada anakanya.
“ohh ada yah, belum ku cek sih. Pasti mama ku. Eh Dek Senja apa kabar?”
“Alhamdulillah baik” jawabnya singakt
“Senja ngekost nya dimana, kapan-kapan boleh ketemu yah”
“aku di jalan melati kak”
“wah dekat banagat dong dari sini, aku di Cempaka” lanjut ku
semangat
“hahaha kayaknya pepatah memah benar, dunia tak selebar daun kelor
yah kak”
“Minngu besok luang ngak, ketemuan yuk” ajak ku dengan antusias
“Boleh kak, tapi agak siang ya, soalnya aku ada kerjaan pagi pagi”
“oke siap” jawab ku
Chating nya sampai sini saja malam ini, Senja tidak lagi
membalasnya.
***
“hai dek, luang kan waktunya siang nanti?” tanya ku memuali
percakapan hari ini. Beberapa jam kemudian Senja membalasnya.
“iya kak, ini kerjaan ku baru selesai”
“jadi boleh dong aku kesitu sekarang?” tanya ku lagi tidak sabar
“iya kak, aku siap-siap”
----
Sampai di jalan metali, aku mencoba menghubunginya lagi, tapi
sekarang offline. Huh mati aku. Bagamana pula cara menghubunginya kan tidak ada
nomor hp nya.
Hari ini aku menyadiri kalau diri ku benar mulai tak waras. Selama
ini kenapa tidak kefikiran untuk minta no.
Keliling kompleks sepanjang jalan melati, mutar mutar hingga
berapa kali, meyusuri lorong kecil sembari mengintip bebrapa rumah kost disana
berharap ada yang memanggil ku.
Berjam jam disini, aku memutuskan kembali ke kost. Kesal? Tentu
saja. Aku merasa tertipu juga merasa bodoh.
Aku mulai menyalahkan diri sendiri juga menyalahkannya. Aku
memutuskan untuk tidak membuka facebook ku lagi daan memilih uninstal aplikasi.
Aku harus sadar dan lebih baik aku fokus bekerja.
Bersambung.......................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar